Latest News

Pasar Terapung

Rabu, 10 Februari 2010 , Posted by Rooneybjm at 00.04

Pasar Terapung Muara Kuin adalah Pasar Tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah shalat Subuh sampai selepas pukul 07:00 pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.

Dengan menyaksikan panoramanya, wisatawan seakan-akan sedang tamasya. Jukung-jukung
dengan sarat muatan barang dagangan sayur mayur, buah-buahan, segala jenis ikan dan
berbagai kebutuhan rumah tangga tersedia di pasar terapung. Ketika matahari mulai muncul
berangsur-angsur pasar pun mulai menyepi, sang pedagang pun mulai beranjak meninggalkan
pasar terapung membawa hasil yang diperoleh dengan kepuasan.

Suasana pasar terapung yang unik dan khas adalah berdesak-desakan antara perahu besar
dan kecil saling mencari pembeli dan penjual yang selalu berseliweran kian kemari dan selalu
oleng dimainkan gelombang sungai Barito. Pasar terapung tidak memiliki organisasi seperti
pada pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung atau
pembagian pedagang bersarkan barang dagangan.

Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya
disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali
disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter
antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk, sesuatu yang
unik dan langka.

Potensi wisata

Obyek wisata ini sering dianggap sebagai daya tarik yang fantastik, Banjarmasin bagaikan
Venesia di Timur Dunia, karena keduanya memiliki potensi wisata sungai. Namun kedua kota
berbeda alam dan latar belakang budayanya. Di Banjarmasin masih banyak ditemui di
sepanjang sungai rumah-rumah terapung yang disebut rumah lanting, yang selalu oleng
dimainkan gelombang.

Daerah Kuin merupakan tipe permukiman yang berada di sepanjang aliran sungai (waterfront
village) yang memiliki beberapa daya tarik pariwisata, baik berupa wisata alam, wisata budaya
maupun wisata budaya. Kehidupan masyarakatnya erat dengan kehidupan sungai seperti pasar
terapung, perkampungan tepian sungai dengan arsitektur tradisionalnya. Hilir mudiknya aneka
perahu tradisional dengan beraneka muatan merupakan atraksi yang menarik bagi wisatawan,
bahkan diharapkan dapat dikembangkan menjadi desa wisata sehingga dapat menjadi
pembentuk citra dalam promosi kepariwisataan Kalimantan Selatan. Masih di kawasan yang
sama wisatawan dapat pula mengunjungi Masjid Sultan Suriansyah dan Komplek Makam
Sultan Suriansyah, pulau Kembang, pulau Kaget dan pulau Bakut. Di Kuin juga terdapat
kerajinan ukiran untuk ornamen rumah Banjar.

Kini pasar terapung Kuin dipastikan menyusul punah berganti dengan pasar darat. Banyak
wisatawan yang berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak menjumpai
adanya geliat eksotisme pasar di atas air.

Kepunahan pasar tradisional di daerah "seribu sungai" ini dipicu oleh kemaruk budaya darat
serta ditunjang dengan pembangunan daerah yang selalu berorientasi kedaratan. Jalur-jalur
sungai dan kanal musnah tergantikan dengan kemudahan jalan darat. Masyarakat yang dulu
banyak memiliki jukung, sekarang telah bangga memiliki sepeda motor atau mobil. (www.banjarmasinkota.go.id)

Currently have 0 komentar:

Leave a Reply

Posting Komentar